KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pasca dilantik sebagai wali kota definitif pada April 2022 lalu, La Ode Ahmad Monianse sempat menebar ancaman akan melakukan rotasi jabatan di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau. Namun hingga saat ini, pelantikan tak kunjung digelar. Belum ada perubahan dalam jabatan struktural seperti yang diprediksi publik sebelumnya. Soal itu, Monianse mengaku tengah melakukan evaluasi. Caranya pun unik, Ia melakukannya dengan senyap. Setiap ada kesempatan, Baubau-1 itu turun ke lapangan mengecek progres kegiatan sekaligus berdiskusi dengan warga.
"Orang jangan salah paham, saya katakan akan melakukan evaluasi itu tidak berarti langsung diganti. Tapi saya panggil satu-satu, ada pembicaraan seputar tugas dan pelaksanaanya seperti apa. Kalau tidak ada masalah, kenapa harus diganti," jawabnya, Minggu (26/6). Salah satu parameter suksesnya kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mengemban amanah jabatan adalah, ada atau tidaknya keluhan masyarakat. Bahkan Monianse menempatkan item itu menjadi prioritas pertimbangannya untuk memertahankan jabatan seorang pemangku eselon II.
"Saya selalu katakan, jangan sampai ada keluhan. Ada keluhan berarti ada yang tidak beres. Itu saya tidak tawar-tawar lagi. Saya beri waktu tiga hari atau paling lama satu minggu. Kalau tidak beres langsung selesai. PDAM saya kasih begitu kemarin, untungnya tiga hari selesai masalahnya," lanjutnya. Monianse menegaskan, perombakan kepala OPD akan berbasis kinerja, bukan kedekatan emosional atau kekeluargaan. Visinya masih sama, bedanya gaya kepemimpinan yang lebih mengedepankan suara masyarakat secara langsung. "Saya turun, ngopi dengan anak muda di Warkop, cerita dengan pedagang di pasar, bicara dengan petani di sawah. Itulah cara kami, melayani tanpa sekat," pungkasnya. (b/mel/lyn)