Meningkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Produk jasa keuangan melekat dalam kehidupan masyarakat. Sebut saja, fasilitas tabungan, kredit dan lainnya. Guna lebih mendekatkan layanan tersebut kepada warga, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir melaunching (meluncurkan) program satukan aksi keuangan inklusif untuk Kendari Sukses (Aksesku).
Wali Kota Kendari Sulkarnain menjelaskan, program Aksesku merupakan kolaborasi antara pihaknya dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Kendari dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sehingga bisa mendorong percepatan akses keuangan daerah.
"Program ini juga kita hadirkan untuk memperkuat sinergisitas antara Pemerintah Kota Kendari dan TPAKD," ujar Wali Kota Sulkarnain usai meluncurkan program Aksesku di Claro Hotel Kendari, Kamis (23/6), kemarin.
Wali Kota Sulkarnain meyakini melalui program tersebut, masyarakat bisa lebih mengenal beragam produk jasa keuangan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Masyarakat teredukasi dan dapat memanfaatkan berbagai produk jasa keuangan yang ada, otomatis terjadi peningkatan aset sektor jasa keuangan. Tentu ini akan berdampak baik bagi perekonomian daerah," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua TPKAD Kota Kendari yang diwakili Asisten II Pemkot Kendari, Susanti mengatakan, peluncuran program Aksesku sejalan dengan program pemerintah yang ingin mendorong peningkatan inklusi dan literasi keuangan. Hal itu sesuai target Presiden Jokowi bahwa Inklusi Keuangan minimal 90 persen dan literasi keuangan minimal 50 persen pada 2024. "Sudah menjadi program pemerintah," ujarnya.
Susanti menambahkan, kehadiran program Aksesku tak lain hanya untuk mendorong ketersediaan akses keuangan yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam rangka mendorong perekonomian dan mencari terobosan dalam rangka membuka akses keuangan yang lebih produktif bagi masyarakat.
Selain program Aksesku, kata Susanti, ke depan TPKAD akan bekerja sama dengan Pemkot Kendari dalam pelaksanaan program peningkatan inklusi dan literasi keuangan lainnya. Misalnya, program kredit melawan rentenir, satu rekening satu pelajar, dan program satu rekening satu pedagang.
"Semuanya akan dihadirkan semata-mata untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan serta mendorong akses keuangan daerah," pungkas Susanti. (ags/b)