Forum Temu Bisnis Pulihkan dan Tumbuhkan Ekonomi

  • Bagikan
Gubernur Sultra Ali Mazi (lima dari kiri), Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak (empat dari kiri), Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh (lima dari kanan) Kepala Kejati Sultra, Raimel Jesaja (empat dari kanan), Ketua Kadin Sultra Anton Timbang yang diwakili Ketua Bidang Investasi Yudianto Mahardika (dua dari kanan) usai penandatanganan MoU dengan komitmen transaksi tertinggi pelaku usaha Provinsi Jawa Timur dan pelaku usaha Provinsi Sultra, di Claro Hotel Kendari, Kamis (23/6).

Kiprah Anton Gebrak Jagat Bisnis

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kiprah Anton Timbang menakhodai Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) Sultra menggebrak jagat usaha bisnis. Anton Timbang meretas jalan kerja sama pengusaha Sultra dan Jawa Timur (Jatim) melalui Kadin dua wilayah. Bahkan menggandeng Pemerintah Provinsi Sultra dan Jatim.

Kerja sama dagang dan investasi antara Kadin Sultra, Pemprov Sultra, Kadin Jatim dan Pemprov Jatim itu dituangkan dalam penandatanganan nota kesepakatan dalam Forum Temu Bisnis di Claro Hotel, Kamis (23/6), kemarin.

Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Drajat Irawan, Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dan pengusaha Jatim, menghadiri forum temu bisnis. Dalam momen itu sejumlah perjanjian kerja sama antara dua provinsi ditandatangani. Sekira 50 pengusaha kecil dan menengah asal Jatim hadir. Sedangkan Sultra, dihadiri 109 pengusaha UMKM.

Ketua Kadin Sultra Anton Timbang melalui Ketua Bidang Investasi Yudianto Mahardika mengapresiasi kerja sama Pemprov Sultra dan Jatim dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor. Hal ini sangat penting dalam mendukung program pemerintah pusat tentang pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat badai pandemik covid-19.

"Pertemuan dan jalinan kerja sama ini berdampak besar terhadap kedua provinsi, Sultra dan Jatim. Karena masing-masing saling bersinergi untuk menyuplai produk unggulan. Dalam artian, antara Jatim dan Sultra saling melengkapi. Apa yang ada di Jatim, kita di Sultra beli dan begitupun sebaliknya," kata Yudianto Mahardika kepada Kendari Pos, Kamis (23/6), kemarin.

Anggota Komisi III DPRD Sultra ini menjelaskan, komoditas andalan Sultra cukup banyak dan melimpah. Namun, hingga saat ini perikanan dan pertanian adalah sektor yang paling menonjol.

"Produk mentah ikan dan jambu mete serta olahannya, saat ini tengah diminati. Namun, banyak hal lain seperti hasil perkebunan tanaman kelapa, kopra dan arang, jadi komoditas ekspor yang tak bisa dipungkiri menjadi devisa penting bagi Sultra," jelas Yudianto Mahardika.

Sementara itu, Gubernur Sultra Ali Mazi mengapresiasi Pemprov Jatim yang bersedia berkunjung ke Sultra. Dia berharap, niat baik Pemprov Jatim dan Sultra, untuk kepentingan masyarakat bisa tercapai dan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi hingga keluar daerah.

"Sultra memiliki SDA melimpah di berbagai sektor, perkebunan, perikanan, pertanian, pertambangan. Dengan potensi ini dan wilayah kondusif, Sultra bisa menjadi ladang luas investasi," kata Gubernur Ali Mazi saat membuka forum temu bisnis, kemarin.

Gubernur Sultra dua periode itu memaparkan, jumlah investasi di Sultra tahun 2021 mencapai Rp21,29 triliun. Secara otomatis, jumlah ini berpengaruh positif bagi perekonomian masyarakat.

"Jumlah sebanyak ini mampu mendorong lapangan kerja, kami juga berharap momen ini sebagai langkah bagi UMKM untuk berkembang lebih besar lagi," ujar Gubernur Ali Mazi.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Dardak mengatakan, misi dagang dan investasi ini merupakan misi persahabatan sehingga bisa meluas ke pariwisata dan budaya.

"Sampai saat ini, total transaksi di event misi dagang ini sudah mencapai Rp110 miliar lebih," ujar Emil Dardak.

Politisi kelahiran 20 Mei 1984 itu mengatakan, ada transaksi jual beli komoditas antara Jatim dan Sultra. Jatim membeli arang, nilainya mencapai Rp8 miliar. Sedangkan Jatim menjual bibit udang dan industri.

Terpisah, Kepala Disperindag Jatim Drajat Irawan, mengatakan, misi dagang dan investasi ini bisa meningkatkan jejaring konektivitas perekonomian antara Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Tenggara.

"Misi dagang ini, memiliki empat tujuan besar. Kami berharap semua bisa dicapai dengan kolaborasi," kata Drajat.

Pertama, mampu meningkatkan jumlah pemasaran produk andalan antara dua propinsi. Kedua, meningkatkan konektivitas jaringan pemasaran. Sehingga, semua pengusaha bisa terkoneksi satu sama lain secara cepat. Ketiga, sebagai peluang pemasaran bahan baku subtitusi impor. Hal ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pokok di wilayah masing-masing.

"Keempat, menyediakan komoditas tertentu dalam perdagangan kedua belah pihak, lalu mendorong penggunaan produk dalam negeri," tandas kata Drajat. (ali/b)

  • Bagikan