KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Seharusnya, keberadaan tempat Penampungan Sementara (TPS) menjadi solusi persoalan persampahan. Namun kenyataannya, TPS justru menjadi sumber masalah. Ketidaktaatan masyarakat membuang sampah menyebabkan tumpukan sampah di TPS tak pernah berkurang. Atas dasar itulah, TPS sampah di Kota Kendari akan dihilangkan secara bertahap.
Kabid Tata Lingkungan Hidup dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari Adi Jaya Purnama mengatakan program untuk menggantikan TPS yang selama ini terkesan kotor adalah untuk menghindari terjadinya penumpukan sampah lantaran jadwal buang sampah masyarakat yang sepenuhnya belum ditaati.
“Target kita tahun ini, semua TPS yang dibangun di pinggir jalan utama dan sudut-sudut kota akan dibongkar dan diganti dengan bak kontainer yang bentuknya tertutup. Saat ini sudah ada sekitar 60 TPS yang dimusnahkan. Saat ini juga kami sementara,”ujarnya, Minggu (19/6).
Tahun, semua TPS sudah tidak ada lagi di jalan-jalan protokol maupun jalan umum. Sehingga kota Kendari terlihat lebih tertata dan bersih.
“Jadi konsepnya pemusnahan TPS nanti akan berbedabeda sesuai dengan kondisi lingkungan, tergantung kesepakatan warga yang ada di lingkungan itu. Apakah nanti mau menggunakan tong sampah masing-masing di depan rumah atau kesepakatan masyarakat itu sendiri. Namun yang jelasm kita ingin fungsi TPS itu digantikan oleh mekanisme untuk menjemput langsung ke warga,” katanya.
TPS di jalan utama itu membuat wajah Kota Kendari tidak ramah dari sisi pemandangan dan perilaku masyarakat yang tidak taat membuang sampah. Olehnya itu, DLHK Kendari terus melakukan sosialisasi persampahan dengan melibatkan para Ketua RW/RT dan pengelola sampah. “Alhamdulillah, untuk di kelurahan Tobuuha itu kami sudah hilangkan. Kemudian TPS yang kelihatan kumuh seperti di Anawangguluri kami sudah ganti dengan kontainer,” ucapnya.
Untuk mendukung konsep penanganan sampah yang dijemput dari rumah ke rumah, Pemkot Kendari sudah mengadakan dua armada compactor, truk pengangkut yang dilengkapi alat pemadat sampah. “Kalau selama ini kita menggunakan truk terbuka, sehingga untuk beroperasi di waktu aktif masyarakat itu sangat terganggu, bila berpapasan di jalan,” ungkapnya.(b/m1)