KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Setelah menuntaskan pekerjaan fisik sejak enam bulan lalu, sejumlah daerah tujuan wisata (DTW) yang tersebar pada pulau-pulau besar di Wakatobi, hingga kini belum memberikan pemasukan bagi daerah. Selain tak mengutip retribusi, lima DTW yang sebelumnya mendapatkan anggaran melalui dana alokasi khusus (DAK) tahun 2021 lalu tersebut, juga memang belum diresmikan. Rencananya DTW yang tersebar di Pulau Wangi-Wangi, Kapota, Kaledupa, Tomia dan Binongko tersebut akan diresmikan usai proses perekrutan pengelolan selesai dilakukan. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Wakatobi akan menyerahkan pengelolan DTW dengan mitra maupun swasta dengan berbasis kerja sama pemanfaatan (KSP).
Kepala Disparekraf Wakatobi, Nadar, sudah menjelaskan, meskipun saat ini sudah ramai pengunjung yang menyambangi DTW tersebut, pihaknya belum memberlakukan penarikan retribusi. Pasalnya, harus menunggu pengelola hingga peresmian agar bisa teratur.
“Tujuan kita merekrut pengelola ini untuk mengatur retribusi nantinya. Karena memang tujuan kita adalah agar DTW terebut bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Kita belum berlakukan retribusi tapi diharapkan agar masyarakat bisa menjaga dan tidak merusak fasilitas maupun sarana yang ada jika berkunjung,” terangnya, kemarin.
Kendati perekrutan belum selesai hingga peresmian tak dilaksanakan, namun Disparekraf maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi sudah gencar melakukan promosi untuk DTW tersebut agar dikunjungi pelancong. Sejauh ini, bukan hanya masyarakat lokal, sudah ada wisatawan domestik datang ke beberapa DTW yang tahun lalu mendapat alokasi penataan hingga Rp 36 miliar. Sebelumnya, Bupati Wakatobi, Haliana, telah melakukan promosi beberapa DTW. Termasuk Puncak Barabantinggi yang terletak Desa Palea Jamaraka, Kecamatan Kaledupa Selatan. Daratan tertinggi yang ada di Kaledupa itu terdapat menara pandang yang bisa menyaksikan keindahan pulau. Selain keindahan alamnya yang memukau, di desa ini juga merupakan kampung tenun yang sangat aktif memproduksi kerajinan tangan. (c/thy)