KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Sultra terus mendorong, pentingnya penguatan moderasi beragama di lingkungan madrasah. Hal ini sangat fundamental. Sebab, dari sekolah akar moderasi moderasi beragama ditanamkan kepada generasi muda.
Pesan itu disampaikan Kakanwil Kemenag Sultra, Zainal Mustamin saat membuka kegiatan moderasi beragama di MAN 1 Kendari. "Siswa merupakan generasi penerus bangsa. Makanya, perlu penguatan moderasi beragama sejak dini," ungkap Zainal Mustamin, kemarin.
Lanjut dia, moderasi beragama sejatinya sudah ada di sekolah. Selama ini, guru telah mengajarkan kepada siswa sikap saling menghargai, saling membantu, saling menolong dan saling mengerti bahwa diantara semua memang ada yang berbeda.
"Moderasi beragama mengajarkan kita tentang sikap menghormati orang tua dan menyayangi yang muda. Karena itu, madrasah harus menjadi habitat moderasi beragama yang paling kuat," tegasnya.
Mantan Kepala Kemenag Kendari mengharapkan, anak didik akan menjadi juru bicara moderasi beragama bagi rekan yang lain. Karena baginya, siswa merupakan akronim dari sikap selalu wasathiyah. Sikap selalu pada jalan tengah. Karena Rasulullah SAW adalah pribadi yang moderat. Dia menerima wahyu dari Allah SWT, tapi tetap menerima saran dan usul dari sahabat.
"Rasulullah menghargai agama non muslim. Rasulullah sangat menghargai perbedaan suku, ras dan agama. Dengan berbagai macam karakter kejahiliyaan, namun bisa diakomodir oleh Rasulullah SAW dengan pendekatan moderat," terangnya.
"Islam yang tersebar di dunia adalah Islam yang wasathiyah atau disebarkan dengan jalan damai, dengan nilai-nilai moderat. Maka anak-anak kita ini akan menjadi juru bicara moderasi di samping penampilannya yang MODIS, atau Moderat Dinamis dan Santun. Moderat artinya selalu mempunyai pikiran jalan tengah atau memberi solusi, menghindari pertentangan dan sebagainya," sambungnya.
Dia memandang, Organisasi Siswa Intra Madrasah atau OSIMA MAN 1 Kendari harus memiliki dinamika organisasi yang tumbuh dan berkembang. Namun dengan anak-anak yang tetap santun, sederhana dan selalu menghargai. Di lingkungan anak-anak sendiri harus terjalin sikap moderat sebagai sikap pemantulan dari pribadi Rasulullah.
"Jadilah pribadi yang moderat. Karena anak-anak kita akan menjadi pemimpin di masa depan. Pelihara persahabatan. Karena persahabatan menghadirkan kenyamanan. Hindari pertentangan yang berlebihan. Tenang dan tidak mudah terpancing oleh sesuatu dan bersikap dewasa," pesannya.
Kakanwil kembali menegaskan, jika semua adalah bekal spiritual. Lembaga pendidikan yang tidak menghasilkan siswa memiliki pikiran moderat, adalah salah satu ciri pendidikan gagal. Artinya, sekolah tidak melahirkan anak-anak yang moralnya bagus, dewasa pikirannya, ramah pergaulannya dan tenang sikapnya.
"Karena itu, jadilah siswa yang moderat. Dalami apa itu moderasi beragama supaya kita tahu memposisikan diri di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Juga, menjadikan sekolah sebagai habitat pembudayaan moderasi beragama. Pada gilirannya, madrasah akan jadi pusat studi pengembangan budaya moderasi beragama," pungkasnya. (b/rah/m3)