KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Persoalan anak jalanan (Anjal) atau gelandangan serta pengemis (Gepeng) masih menyisakan “PR”. Meski telah melakukan berbagai upaya, keberadaan mereka tetap menjamur. Mereka kerap nongkrong di sejumlah sudut kota seperti pelataran MTQ dan lampu merah. Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengaku tak tinggal diam.
Hampir setiap saat, Satuan polisi pamong praja (Satpol PP), Dinsos dan Polresta bekerja sama dengan forum anak kota Kendari untuk bersama- sama untuk melakukan terobosan dalam memerangi anjal. “Kita tidak boleh diam. Kita harus bergerak cepat sampai kita menemukan cara paling efektif untuk meminimalisir masalah ini,”ungkapnya kemarin.
Sekretaris Kota (Sekot) Kendari Ridwansyah Taridala mengungkap hal senada. Menurutnya, sudah sekian kali pemerintah melakukan penertiban, namun upaya ini tidak membuahkan hasil. Sebagaian besar gepeng dan anjal berasal dari luar Kota Kendari. “Memang betul 60 persen itu bukan asli warga Kendari melainkan orang luar. Kita telah melakukan beberapa kali penertiban dan pembinaan terhadap gepeng dan anjal ini. Namun penertiban itu bukannya membuat jera malah kembali tetap turun ke jalan,” tuturnya. Sementara itu.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kendari mengatakan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) sudah bukan masalah yang pertama kali terjadi. Namun kondisi ini justru digunakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab untuk memanfaatkan situasi. Fenomena ini lanjutnya, bukan hanya di Kendari saja namun di kota lain pun demikian.
Sejauh ini, pihaknya sudah membentuk tim gabungan bersama, Dinsos, Kapolresta dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) untuk bersama-sama melakukan penertiban. “Anjal dan gepeng dari luar Kendari sementara kami lacak, apabila ada orang-orang yang memanfaatkan mereka. Kami sementara carikan solusi agar kita bisa tangani dengan baik,” ujarnya.
Penertiban atau razia anjal dan gepeng kata Abdul Rauf, belum terlalu efektif. Nyatanya setiap kali melakukan penertiban, anjal dan gepeng ini terus kembali ke jalan. Atas dasar itu, ia mengimbau masyarakat jangan sekali-kali memberi uang atau bentuk apapun itu. Jika diberi, mereka akan terus meminta di tempat tersebut. “Kami mohon kesadaran masyarakat agar tidak gampang memberi, lebih baik berinfak ke masjid saja, supaya anjal dan gepeng ini bisa jera. Kami terus berupaya untuk berkoordinasi dengan pihak pusat untuk pembuatan penampungan berupa tempat pembinaan gepeng dan anjal. Sehingga nantinya mereka tidak berkeliling ke jalan lagi,” bebernya.
Dinsos akan bekerja sama dengan sentraloka meohai untuk bersama-sama membina anjal dan gepeng. “Sentraloka meohai adalah lembaga besar yang ada di kota Kendari dimana bersumber dari pusat untuk menangani masalah sosial yang terjadi. Kita masih lakukan komunikasi bersama Mereka untuk bagaimana secara teknisnya di lapangan nantinya,” tutupnya. (b/m1)