KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Setelah berada di Kota Baubau, rombangan Muhibah Budaya Jalur Rempah Nusantara melanjutkan penjelajahannya di Kabupaten Buton, Kamis (9/6) pagi. Laskar rempah nusantara itu diterima jajaran Pemkab Buton di kompleks perkantoran bupati Takawa, Pasarwajo. Sekretaris Kabupaten (Sekab) Buton, La Ode Zilfar Djafar bersama jajaran kepala OPD didampingi Forkopimda menerima rombongan dengan sambutan tarian adat yang meriah.
La Ode Zilfar Djafar mengawali sambutannya dengan menyampaikan permohonan maaf Bupati Buton, La Bakry, karena berhalangan hadir sebab harus menghadiri acara nasional di Wakatobi yang dibuka Presiden, Joko Widodo. Meski begitu, itu tidak mengurangi semangat jajaran Pemkab Buton menyambut rombongan. "Selamat datang di Buton, kami sangat bangga, diantara sekitar 500 kabupaten yang ada, Buton dipilih sebagai salah satu titik kunjungan, tentu itu punya alasan historis yang bagi kami sangat membanggakan," katanya, kemarin.
Dijelaskan, Buton dikenal sebagai daerah kerajaan besar di masa lalu, kemudian berubah menjadi kesultanan setelah masuknya Islam di Tanah Wolio. Dengan latar belakang sejarah dan budaya yang begitu kental, Pemerintah Kabupaten pun mengusung visi menjadikan Buton sebagai kawasan bisnis dan budaya terdepan. Lanjut dia, segenap masyarakat Buton yang terdiri dari tujuh kecamatan, 83 desa dan 12 kelurahan, dengan total penduduk sebanyak 117.040 jiwa, telah hidup rukun dan damai selama ini. Masyarakat Buton ditopang dengan sektor pertanian dan perikanan, pariwisata dan pertambangan aspal.
"Aspal Buton adalah aspal terbesar dunia, saat ini pemerintah sedang berupaya menjadikannya sebagai sumber utama pemenuhan aspal nasional," tambahnya. Di tempat yang sama, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kemendikbudristek, Yudi Wahyudi, mengungkapkan terima kasihnya atas sambutan hangat dari Pemkab. Dia menyebut, Buton adalah salah satu wilayah strategis dengan cerita sejarah yang sangat membanggakan. Karena itu, Buton dipilih sebagai salah satu lokasi kunjungan rombongan muhibah budaya itu. "Zaman dulu Buton dengan pelabuhan besar di Baubau adalah tempat bertemunya para saudagar, banyak kapal yang berlabuh, karena biayanya yang murah. Itulah alasannya saat ini Buton dijadikan salah satu titik yang dikunjungi tim laskar rempah," jelasnya.
Diakuinya, Buton bukan hanya populer dengan pelabuhan rempahnya, tetapi juga dengan deposit aspal yang besar. Bahkan Ia menyebut jika pertama kali mengetahui Buton dalam pembicaraan soal aspal itu. “Buton bukan baru kali ini saya dengar, namun sejak dulu sudah dikenal sangat kaya dengan aspalnya, dan saat ini menjadi titik kunjungan tim laskar rempah,” terangnya. Usai penyambutan di Takawa, peserta diantar ke lokasi produksi aspal Buton di PT. Wika Bitumen dan selanjutnya berkunjung ke Kampung Bajo di Kecamatan Wabula. (b/lyn)