KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Aktivitas ekspor perikanan Sultra mengalami peningkatan. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kendari mencatat ekspor perikanan periode Januari hingg April 2022 berjumlah 281.03 ton. Jumlah itu lebih tinggi dibanding periode sama tahun 2021 lalu, yang hanya 259.55 ton. Informasi itu disampaikan Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kendari, Amdali Adhitama, peningkatan ekspor perikanan terjadi dalam segi volume maupun jenis komoditas. Tahun ini, tambahan komoditas yang diekspor adalah ikan kerapu dan tengiri segar.
Katanya, komoditas paling banyak diekspor adalah udang vaname dengan negara tujuan, Jepang. Total ekspor untuk komoditas tersebut diperiode Januari hingga April 2022 mencapai 109,62 ton setara Rp 12,95 miliar. “Selain untuk ekspor, kita juga banyak melintaskan hasil perikanan ke daerah lain, seperti ke Makassar, Surabaya, Jakarta, Semarang dan Batam. Selain itu, Sultra melintaskan juga hasil perikanannya ke Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat hingga Papua,” bebernya.
Pihaknya mendorong agar ekspor perikanan terus meningkat. Bahkan, telah membentuk tim klinik ekspor dari berbagai instansi, di antaranya Bea Cukai, Disperindag Sultra, Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra. “Pembentukan klinik ekspor ini guna memudahkan para pelaku usaha di bidang perikanan untuk melakukan ekspor. Klinik ini membantu pelaku usaha untuk registrasi maupun penyelesaian administrasi dalam urusan ekspor,” Tuturnya.
Ia mengungkapkan aktivitas ekpsor terkendala ketersediaan kontainer. Produk perikanan menggunakan kontainer berpendingin atau container reefer untuk mengekspor hasil perikanan. Kontainer jenis ini, harga sewanya pun terbilang cukup tinggi, karena mesti didatangkan dari Surabaya atau Makassar. Selain meningkatkan produksi, ia berharap pelaku ekspor juga mempertahankan kualitas produk, hingga aman untuk dikonsumsi. (m4/b)