Presiden Entaskan Rakyat Miskin

  • Bagikan
Presiden Jokowi (dua dari kiri) dan Ibu Iriana Jokowi (kiri) disambut Gubernur Sultra Ali Mazi (empat dari kanan) di Bandara Halu Oleo sekira pukul 23.00 Wita, Rabu (8/6). Turut menyambut Presiden, Pangdam XIV Hasanuddin dan Forkopimda.

--Gubernur : Presiden Peduli Nasib Petani
--Serahkan Sertipikat Tanah Kepada Masyarakat 3T


KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar merakyat. Presiden menjejak bumi Sultra, tadi malam dan akan berinteraksi dengan rakyatnya. Blusukan ke daerah-daerah menemui rakyat adalah manifestasi karakter merakyatnya sang Presiden. Manifestasi lainnya adalah keberpihakan dan kepedulian Presiden Jokowi kepada wong cilik (baca: petani) yang terejawantah dalam salah satu butir Nawacita yakni menjamin kepastian hukum dan kepemilikan tanah. Spirit Nawacita itu terimplementasi dalam reforma agraria yang terlembaga dalam Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA).

Hari ini, Presiden Jokowi dijadwalkan menyerahkan sertipikat tanah kepada rakyat di pulau-pulau kecil terluar. Termasuk 6.437 sertifikat tanah untuk masyarakat Sultra dan Kabupaten Wakatobi. Tak berlebihan jika hal itu menjadi indikator kepedulian Presiden Jokowi kepada nasib petani. Kepedulian yang bermuara pada peningkatan derajat kesejahteraan petani dan masyarakat Indonesia.

Sebelum menjejak Sultra, Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan kepada jajarannya agar tidak membiarkan ada lahan perhutanan sosial yang telantar dan tidak produktif.

Presiden Jokowi menghimbau agar jangan ada tanah telantar dan mesti difungsikan dengan baik seperti ditanami tanaman pangan. Para petani dan masyarakat mesti mengambil peluang memanfaatkan lahan yang mereka kelola dengan menanam tanaman pangan pokok.

“Jangan sampai kita biarkan ada lahan yang telantar, ada lahan yang tidak produktif, benar? Ada lahan yang tidak digunakan apa-apa dibiarkan, nggak boleh. Semuanya harus produktif. Nanti itu urusannya Bu Menteri Kehutanan. Ada lahan misalnya HGU sudah lebih dari 10 tahun, lebih dari 20 tahun tidak diapa-apain, itu nanti urusannya Bu Menteri LHK plus Pak Menteri BPN,” ujar Presiden saat menghadiri acara syukuran hasil bumi Gerakan Masyarakat (Gema) Perhutanan Sosial di Lapangan Omah Tani, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (8/6), kemarin.

Menurut Presiden, lahan perhutanan sosial memiliki peranan penting dalam rangka membuka usaha bagi para petani dan rakyat. “Saya juga minta agar para petani perhutanan sosial juga diperhatikan sarana dan prasarananya. Saya minta juga agar ada percepatan dalam rangka redistribusi lahan maupun juga SK-nya," imbuh Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menjelaskan mengenai situasi dunia yang sulit karena pandemi Covid-19, ditambah perang Ukraina, hingga banyak negara mengalami kekurangan pangan. Untuk itu, Presiden mengajak para petani dan masyarakat untuk mengambil peluang dan memanfaatkan lahan yang mereka kelola dengan menanam tanaman pangan pokok seperti padi, jagung, porang, hingga sorgum.

Terpisah, Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan, kebijakan Presiden dalam lingkup reforma agraria sangat menyentuh permasalahan yang sedang dialami masyarakat. Terutama bagi para petani di Sultra sangat begitu besar memperoleh perhatian dari Presiden.

"Kunjungan Presiden Jokowi di Sultra khususnya di Wakatobi berimplikasi besar bagi kesejahteraan masyarakat terutama para petani. Bukan saja berdampak secara ekonomi, tetapi juga menjawab apa yang menjadi harapan petani," kata Gubernur Ali Mazi, Rabu (8/6).

Gubernur Ali Mazi mengaku sangat bersyukur selama memimpin Sultra telah kesekian kali memperoleh kesempatan dikunjungi Presiden Jokowi. Hal ini sebuah kebanggaan dan sinyal bahwa Sultra adalah daerah yang akan terus bergerak maju. (ali/b/din/BPMI Setpres)

  • Bagikan