KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sultra tahun 2018, duet Ali Mazi dan Lukman Abunawas (Aman) menebar janji politik. Keduanya berjanji akan membangun daerah. Usai terpilih, duet Aman tancap gas merealisasikan janjinya. Tiga mega proyek Aman, pembangunan jalan wisata Kendari-Toronipa, Rumah Sakit Jantung bernama Oputa Yi Koo dan perpustakaan modern bertaraf internasional menjadi pembuktian janji.
Tiga mega proyek pembangunan itu masih on progress. Penjabat (Pj) Sekda Sultra Asrun Lio mengatakan, pengerjaan tiga mega proyek dalam tahap penyelesaian. Proyek Rumah Sakit Jantung masuk tahap pengadaan fasilitas penunjang atau pendukung seperti alat kesehatan, dan lainnya. Termasuk penataan halaman. Bahkan ditargetkan dapat difungsikan mulai Oktober mendatang. "Meski nanti belum diresmikan, sudah bisa difungsikan," kata Asrun Lio kepada Direktur Kendari Pos, Irwan Zainuddin dalam kunjungan silaturahmi, Senin (6/6), kemarin.
Pj.Sekda Asrun Lio menjelaskan, untuk proyek wisata Kendari-Toronipa juga masih dalam proses perampungan. Tahun ini ditargetkan tuntas seluruhnya. Oktober 2022, Gubernur Sultra Ali Mazi akan melaporkan progres proyek wisata Kendari-Toronipa kepada pemerintah pusat. Sekaligus mengomunikasikan agenda peresmian.
Sementara proyek perpustakaan modern bertaraf internasional kini masuk dalam tahap lelang pengadaan peralatan di dalam gedung. "Untuk pembangunan gedung dan penataan halaman telah tuntas. Intinya tiga mega proyek tersebut, gubernur menargetkan sebelum masa jabatannya selesai, sudah diresmikan," jelas Pj.Sekda Asrun Lio didampingi Kepala Dinas Kominfo Sultra, Ridwan Badallah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra itu menuturkan salah satu proyek yakni rumah sakit jantung dan pembuluh darah telah berjalan hampir tiga tahun sejak peletakan batu pertama, 29 Agustus 2019. Anggarannya sekira Rp400 miliar lebih.
Pj.Sekda Asrun Lio membeberkan, Gubernur Sultra Ali Mazi meyakini pemanfaatan rumah sakit jantung Oputa Yi Koo nantinya menjadi rujukan bagi pasien di regional Sulawesi dan kawasan timur Indonesia. Sehingga memudahkan masyarakat memperoleh akses pengobatan dan perawatan paling dekat.
"Hal ini sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan optimal agar tercipta masyarakat yang sehat dan jauh dari penyakit jantung, termasuk penyakit lainnya," imbuh Asrun Lio.
Selain itu, Gubernur Sultra Ali Mazi berharap dengan adanya rumah sakit jantung Oputa Yi Koo, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo (UHO) tidak perlu mencari referensi jauh-jauh ke luar daerah.
"Adanya rumah sakit ini akan menyerap tenaga kerja kesehatan dan lainnya. Artinya, pembangunan rumah sakit ini berimplikasi bukan saja pada pelayanan kesehatan, tetapi berdampak pada sektor ekonomi," pungkas Asrun Lio.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra Pahri Yamsul menyampaikan, pengerjaan rumah sakit jantung dan pembuluh darah telah memasuki tahap finishing. "Targetnya rampung total menyeluruh pada Oktober tahun ini," kata Pahri Yamsul, kemarin.
Pembangunan proyek rumah sakit jantung Oputa Yi Koo ini, sambung Pahri, merupakan tahap kedua. Pengerjaan tahap pertama menelan anggaran sekira Rp 98 miliar. Sedangkan tahap kedua, diproyeksi menghabiskan anggaran sekira Rp360 miliar. "Total kamar perawatan yang akan tersedia sekira 503. Setelah tuntas dikerjakan, akan diserahkan ke Dinas Kesehatan Pemprov Sultra,"terangnya
Pahri Yamsul menjelaskan, pembangunan gedung perpustakaan bertaraf internasional telah tuntas seluruhnya. Pengerjaan konstruksi gedung dan komponen penunjang lainnya sudah rampung. Tinggal menanti peresmian, agar bisa segera digunakan untuk kepentingan masyarakat, pelajar dan mahasiswa di Sultra.
"Pengerjaannya sudah tuntas dan telah kami serahkan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Penentuan waktu peresmian ada pada yang bersangkutan. Kami hanya bertugas mengerjakan konstruksi gedung," ujar Pahri Yamsul.
Konsep desain pembangunan perpustakaan yang berbentuk bulat dan modern, mengikuti perkembangan zaman dan mengadopsi semua kekayaan ilmu pengetahuan yang ada dan tidak berujung. Perpustakaan bertaraf internasional tidak hanya bertujuan menjadi pusat baca, tapi juga bisa menjadi wisata edukasi bagi masyarakat.
"Konsep wisata edukasi dipilih guna meningkatkan dan menarik minat baca masyarakat maupun pelajar untuk mengunjungi perpustakaan,” beber Pahri Yamsul.
Pahri Yamsul menuturkan, pembangunan gedung perpustakaan internasional menelan anggaran sekira Rp97,3 miliar. Anggaran tersebut terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama, anggaran yang digunakan itu sekira Rp28 miliar dan tahap kedua Rp68 miliar. Sedangkan pada tahap ketiga (finishing) anggarannya sekira Rp1,3 miliar. Output pembangunan perpustakaan, sebagai sarana mengais ilmu pengetahuan.
Menurut Pahri Yamsul, Gubernur Sultra Ali Mazi ingin menghadirkan kesan perpustakaan bukan hanya untuk para penggiat baca, namun juga bertujuan mengundang semua kalangan hadir menikmati suasana serta kemegahan gedung perpustakaan bertaraf internasional ini. Bangunan ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, dengan corak yang mengedepankan edukasi dan rekreasi.
"Modern Regional Library Sultra ini terinsipirasi dari kunjungan gubernur ke Harvard University, Amerika. Saat itu, gubernur mengunjungi perpustakaan kampus ternama dunia tersebut, yang memiliki 15 juta koleksi buku dengan sistem penyimpanan manual maupun digital," tandas Pahri Yamsul. (ali/b)