KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa teknologi digital menghadirkan peluang tetapi juga potensi risiko baru.
Teknologi digital menyediakan platform untuk kolaborasi dan kontestasi. Hal tersebut disampaikan oleh Menko Airlangga ketika menjadi pembicara pada sesi panel “Digital Innovation Across Borders” pada ATxSummit dalam rangkaian Asia Tech x Singapore (ATxSG) di Hotel Ritz-Carlton Millenia di Singapura, Selasa (31/05).
Pemerintah dan sektor swasta Indonesia secara bersama-sama merangkul teknologi digital sebagai salah satu respon terhadap pandemi. Salah satunya melalui penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang merupakan aplikasi pelacakan kontak yang dipakai di Indonesia serta dilengkapi kolaborasi dengan platform telemedis swasta yang memberikan respons cepat, tepat sasaran, dan hemat biaya terhadap gelombang Omicron.
Sementara itu, melalui Program Kartu Prakerja juga memungkinkan upaya pengembangan keterampilan berkelanjutan melalui sarana end-to-end yang sepenuhnya digital selama pandemi.
“’Karena ekonomi kita sekarang dalam fase pemulihan, inovasi digital akan memiliki peran kunci dalam mengembalikan ekonomi ke jalur pertumbuhan yang tangguh. Untuk sepenuhnya memanfaatkan ini, kita membutuhkan kolaborasi lintas batas. Sama seperti kita tidak bisa menahan pandemi dengan upaya nasional saja, ekonomi kita juga tidak bisa pulih lebih kuat, kecuali kita pulih bersama. Oleh karena itu tema Presidensi G20 Indonesia tahun ini dengan memasukkan transformasi digital sebagai salah satu dari tiga prioritas Presidensi,” ujar Menko Airlangga.
Setiap pemangku kepentingan, besar atau kecil, publik atau swasta, akan memiliki perannya masing-masing. Dengan transformasi digital yang sekarang menjadi keharusan, kolaborasi di tingkat lokal, nasional, regional, dan global sangat dibutuhkan agar dapat mengatasi kesenjangan dan pemisahan digital.
“Dalam Visi 2045 kami, Indonesia bertujuan untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi saat merayakan ulang tahun keseratusnya. Kami hanya dapat mencapai ini jika orang-orang, bisnis, dan Pemerintah kami siap untuk berkembang di era digital dan jika kami dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi teknologi digital untuk mengatasi tantangan bersama kami dari perubahan iklim, krisis pandemi di masa depan, limpahan dari fragmentasi geopolitik, krisis energi, hingga efek jangka panjang dari pandemi,” tutup Menko Airlangga.
Sesi panel tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 peserta ATxSummit dengan dimoderasi oleh Senior Partner McKinsey, Azam Mohammad dan narasumber lainnya adalah Secretary of State, Ministry of Digital Development and Communications, Mongolia, H.E. Bolor-Erdene Battsengel, Microsoft Executive Vice President, Mr Jean-Philippe Courtois, Executive Vice President and Commissioner for Competition, European Commission, H.E. Margrethe Vestager, dan First Deputy Prime Minister and Minister for Economy and Digitalisation, Ministry of Economic Affairs and Digital Transformation (MINECO), Spanyol, H.E. Nadia Calviño. (KP)