Menko Bertemu PM Belanda Perkuat Kerja Sama Ekonomi

  • Bagikan
Menko Airlangga Hartarto (kiri) bertemu Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte (kanan). Keduanya membahas hubungan kerja sama ekonomi kedua negara dan situasi global saat ini. (Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Perekonomian)

Sepak Terjang Menko Airlangga di Level Dunia

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto "gerilya" memperkuat ekonomi Indonesia di level dunia. Sepak terjang Menko Airlangga di tingkat dunia itu terjadi dalam gelaran World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos-Swiss. Menko Airlangga getol membangun dan memperkuat hubungan bilateral bidang ekonomi dan investasi dengan beberapa negara.

Terbaru, Menko Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte. Sebelumnya Ketua Umum DPP Partai Golkar itu bertemua dengan Menteri Ekonomi dan Perencanaan Arab Saudi, Faisal Al-Ibrahim dan membahas mengenai perdagangan antara kedua negara dan rencana kerja sama pada bidang investasi. Selain itu, Menko Airlangga bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Qualcomm Cristiano Amon. Keduanya membahas perkembangan dan potensi digitalisasi di Indonesia.

Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, membahas hubungan kerja sama ekonomi kedua negara dan situasi global saat ini. Perdagangan bilateral Indonesia dan Belanda surplus bagi Indonesia. Pada 2020, nilai perdagangan bilateral tercatat mencapai US$3,92 miliar, di mana ekspor Indonesia mencapai US$3,11 miliar dan impor senilai US$804,3 juta.

"Dalam perdagangan bilateral, Belanda merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-11 bagi Indonesia,"ujar
Menko Airlangga Hartarto, kemarin.

Komoditas utama perdagangan bilateral Indonesia dan Belanda adalah minyak kelapa sawit (14 persen), produk kimia (12 persen), kopra dan produk turunannya (6 persen), minyak nabati atau hewani dan produk turunannya (6 persen), minyak bumi (5 persen), cokelat, mentega, lemak dan minyak (3 persen), timah (3 persen), produk alas kaki (2 persen), serta asam dan produk turunannya (2 persen).

Pada rentang 2016-2021, Belanda menjadi investor terbesar ke-5 dari total 157 negara yang berinvestasi di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar US$9,68 miliar atau 5,43 persen dari total realisasi investasi asing. "Investasi terbesar Belanda di Indonesia berada pada sektor listrik, gas, dan air (34 persen), sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi (19,2 persen), serta sektor pertambangan (16,7 persen),"rinci Menko Airlangga.

Dalam kaitannya dengan investasi, Menko Airlangga juga menyampaikan reformasi regulasi terkait investasi di Indonesia. Selain itu juga disampaikan beberapa perhatian khusus terhadap dampak perekonomian akibat situasi geopolitik yang terjadi, dan juga beberapa isu penting bagi kedua negara seperti peningkatan akses pasar produk Indonesia dan kerja sama Kelapa Sawit Berkelanjutan.

Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Belanda memiliki MoU on Cooperation in Sustainable Production of Palm Oil (2019) dan Technical Arrangement (2020). Implementation Plan NI-SCOPS juga telah disepakati pada 24 April 2020. Menko Airlangga juga mendorong peluang kerja sama di bidang semikonduktor, serta pengembangan investasi perusahaan Belanda di Indonesia, seperti Unilever pada sektor oleochemical di KEK Sei Mangkei, Philips pada sektor kesehatan, dan Frisian Flag untuk pembangunan pabrik Susu di Cikarang. Di tingkat global, Menko Airlangga menyampaikan harapan untuk kehadiran PM Belanda di KTT G20 di Bali, pada 15-16 November 2022 mendatang.

Dalam diskusi, PM Rutte menyampaikan harapannya agar proses investasi untuk ekspansi usaha perusahaan-perusahaan Belanda akan semakin mudah dengan adanya reformasi struktural yang dapat meringkas waktu proses perizinan di Indonesia.

"Belanda juga membuka diri apabila Indonesia memberikan kesempatan berinvestasi di dunia pendidikan, baik untuk pendidikan tinggi maupun pelatihan vokasi, termasuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa Indonesia yang ingin belajar ke Belanda melalui beasiswa Nuffic-Neso. Di samping itu, Belanda juga menyediakan sistem pembelajaran daring menggunakan teknologi terkini," ujar PM Rutte. (dep7/rep/fsr)

  • Bagikan