80 Kilometer Memaknai Spirit Perjuangan Sultan Himayatuddin

  • Bagikan
Bupati Buton, La Bakry (kanan) saat melepas perjalanan peserta tapak tilas pahlawan nasional Sultan Himayatuddin dari Desa Banabungi, Kecamatan Pasarwajo menuju Desa Wasuamba, di Lasalimu, kemarin

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sebuah cara mengenang jasa pejuang kedaulatan bangsa dilakukan ratusan anak muda di Kabupaten Buton. Mereka mengulang kembali perjalanan pahlawan nasional Sultan Himayatuddin dengan berjalan kaki dari Desa Banabungi, Kecamatan Pasarwajo menuju Desa Wasuamba, di Lasalimu. Jarak tempuhnya mencapai 80 kilometer. Kegiatan bertajuk Tapak Tilas Oputa Yi Koo (Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi) itu dilepas langsung Bupati Buton, La Bakry di Lapangan Banabungi, Selasa (24/4) pagi.

La Bakry memuji antusiame peserta yang tidak hanya datang dari Sulawesi Tenggara, tetapi juga dari daerah lain di Indonesia. Meski cuaca tidak bersahabat karena sejak pagi wilayah Buton diguyur hujan, semangat para peserta tidak surut. La Bakry mengatakan perjalanan Oputa Yi Koo 300 tahun silam, dari Banabungi ke puncak Gunung Siontapina adalah kisah sejarah yang sangat heroik. "Dengan tapak tilas ini, kita akan menyelami spirit seorang pejuang yang demi melawan penjajah berjalan kaki puluhan kilo, berhari-hari. Saat ini kita sudah maju, banyak peralatan, makanan mudah didapatkan, kita ingin merasakan bagaimana perjuangan dulu, supaya kita tidak lupa sejarah," ungkap Bupati La Bakry.

Kepada peserta, La Bakry mengingatkan untuk berjalan dengan santai, jangan terburu-buru karena rute begitu panjang. Jangan terpisah dari kelompoknya. Beristirahat jika lelah dan meminta diperiksa tim medis jika merasa tak mampu lagi melanjutkan perjalanan. Panitia juga sudah menyiapkan 21 Pos Kesehatan dengan 110 tenaga medis yang siaga.

"Nanti di sepanjang jalan, itu ada pos-pos kesehatan, ambulans juga mobile. Kalau merasa kelelahan atau sakit, bisa minta pelayanan," sarannya.

Usai memberi arahan, Buton-1 itu kemudian mengangkat bendera menandai dilepasnya rombongan penjelajah belantara Siontapina. Di sepanjang jalan, siswa siswi SD dan SMP keluar dari ruang belajarnya, untuk memberikan cemilan dan minuman kepada peserta. Peserta diprediksi tiba di Wasuamba pada malam hari dan langsung disambut dengan festival nasi bambu oleh warga setempat. (b/lyn)

  • Bagikan