KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Peran Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Konawe Selatan (Konsel) sangat besar dalam mendorong pembangunan. Pasalnya, Lembaga yang dipimpin Dr. Hj. Marwiyah Tombili SE, MSc mengemban dua tupoksi yang begitu vital yakni penelitian dan pengembangan.
Untuk mewujudkan visi-misi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konsel, Balibangda ters melakukan berbagai terobosan. Mulai dari mengidentifikasi potensi dan inovasi yang ada di segala level. Di sisi lain, turut berkolaborasi dengan lembaga lintas sektoral baik di daerah maupun pemerintah pusat.
"Balitbang melihat, mencari dan mengidentifikasi isu-isu permasalahan di level desa, Kecamatan, maupun Kabupaten. Bahkan dilevel regional dan global untuk menyinkronkan program kegiatan yang bisa mewujudkan visi dan misi daerah," kata wanita yang mengambil Master of Science (MSc) Jurusan Perencanaan dan Manajemen Proyek di University of Bradford, England tahun 2000.
Ia bertekad mewujudkan hasil kelitbangan yang inovatif, aplikatif dan menjadi dasar perumusan kebijakan pembangunan daerah. Dalam bidang sosial pemerintahan, ekonomi dan pembangunan serta inovasi dan teknologi. Banyak cara dilakukan untuk mengidentifikasi.
"Salah satunya melalui aspirasi anggota DPRD sebagai wakil rakyat dan mitra kami di eksekutif. Serta turun ke lapangan, mengidentifikasi potensi dan masalah yang dihadapi masyarakat. Kami ramu dan kaji secara akademik untuk melahirkan program kerja pemerintah," jelas mantan Kepala Bappeda Konsel ini.
"Untuk menjaring ide dan inovasi, pihaknya menyelenggarakan lomba Inovasi Daerah. Ada dua kategori yang dilombakan. Pertama, lomba antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Kedua, diperuntukan untuk masyarakat umum.
Selama turun di masyarakat lanjut mantan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Konawe Selatan ini", banyak hal yang bisa dijadikan inovasi daerah. Hanya saja, memang perlu adanya intervensi dari pemerintah. Begitupula saat tim ke OPD lingkup Pemkab Konsel. Sebagaian besar programnya menyasar pelayanan publik.
"Inovasi yang sudah dilaksanakan masing-masing OPD tak kalah banyak. Makanya, kami akan menyinkronkan kondisi masyarakat di lapangan dan inovasi pelayanan OPD," sebutnya.
Di sisi lain, pihaknya berkolaborasi dengan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D). Sebagai unsur di luar struktur pemerintahan, ia turut meminta pandangan terkait hal-hal yang luput dari perhatian. "Kami juga ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan BPP Kemendagri. Tujuannya, bagaimana caranya meningkatkan performa Konsel dalam hal indeks daya saing daerah dan indeks inovasi daerah," jelasnya.
Wanita berhijab ini terus berupaya meningkatkan kualitas daerah. Salah satu indikator yang tiap tahun penilaiannya yakni Inovative Government Award (IGA). "Atas upaya yang tengah dijalankan, target yang dikejar Konsel mampu keluar dari zona kurang inovatif," kata lulusan PGDip Jurusan Manajemen Keuangan, The
Maastricht School of Management, Netherlands ini.
Kedepannya, ia berharap dapat membawa Konsel merubah nomenklatur organisasinya menjadi BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah). Tidak hanya itu, pihaknya tengah menrancang aplikasi registrasi penelitian. Dengan aplikasi ini, orang yang ingin melakukan penelitian tak perlu lagi datang Balitbangda Konsel.
"Intinya aplikasi ini memudahkan peniliti melakukan ijin penelitian, bisa dari mana saja, tidak manual lagi. Kami coba menjawab tantangan di era teknologi," ujarnya. (b/ndi/adv)