Bantuan usaha diberikan kepada pelaku usaha kecil mikro (UKM) seperti penjual bakso, pemilik warung kecil dan usaha kecil lainnya. Hal ini perlu dilakukan sebab mereka yang merasakan langsung dampak Covid-19 dengan adanya pembatasan sosial.
"Untuk KUR, kami bekerjasama dengan BNI. Tidak hanya menyalurkan, kami turut memberikan pembimbingan dan pendampingan ekonomi kerakyatan dengan memberikan bantuan modal usaha Rp 2 juta per orang kepada seribu 1.000 pelaku UMK di Sulsel, 1.000 pengusaha kecil di Sulbar dan 1.000 pengusaha kecil di wilayah Sultra dengan total dana dikeluarkan sebesar Rp 6 milyar," jelasnya.
Ia berharap pemaparannya dapat menjadi salah satu referensi untuk pembangunan daerah sekaligus mendukung pembangunan nasional. Seaba ia tidak ingin bahwa KKSS hanya sekedar sebagai perkumpulan warga asal Sulsel saja, tetapi kita berharap bahwa KKSS menjadi pilar bangsa Indonesia, penopang pembangunan, dan “penjahit” kerukunan bangsa.
Warga Sulsel lanjutnya, memiliki peran-peran strategis di seluruh pelosok negeri bahkan ke mancanegara. Di Sultra misalnya, masyarakat warga KKSS menekuni berbagai macam profesi dan pekerjaan. Tidak jarang mereka sebagai perintis terbentuknya suatu wilayah. Di Muna Barat ( Mubar), warga KKSS merintis pembukaan kampung-kampung di suatu Pulau dan memberikan nama Pulau tersebut dengan nama khas bahasa Bugis Makassar.
Walaupun KKSS ini hakikatnya adalah perkumpulan civil society, tetapi dari segi kualifikasi pengurus, umumnya kita lebih banyak berperan di private sector (sektor swasta) atau dalam konteks KKSS ini disebut saudagar. Sebagai saudagar ini, tentunya harus berperan aktif dan berkolaborasi dengan pemeritah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.