-Konsolidasi Organisasi Untuk Harmoni Nusantara
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) memberi panggung bagi Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka. Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) KKSS Sulawesi Tenggara (Sultra) didaulat tampil sebagai salah seorang pembicara.
Mantan Pangdam XII Hasanuddin ini benar-benar dimanfaatkan ruang yang diberikan. Tidak hanya memberi motivasi dan inspirasi ke audience, ia juga mengajak masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) terus menjaga kekompakan dan kebersamaan dalam meningkatkan kesejahteraan.
Menurutnya, untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif dan efisien, dibutuhkan sebuah wadah. Saat ini, masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah memiliki organisasi KKSS. Diharapkan KKSS mampu mewadahi masyarakat Sulsel baik di wilayah maupun perantauan sehingga menjadi lebih sejahtera.
Dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) KKSS Sultra 8 April 2022 lalu, dirinya telah ditunjuk menahkodai KKSS hingga 2025 melalui tudang sipulung. "Saya tidak hanya berhenti dengan tittle “Ketua” saja, namun harus menjadi panutan. Saya juga berusaha maksimal memberikan kesejahteraan dan akses keekonomian untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Sulsel di Sultra," ujarnya.
Langkah tersebut juga diterapkan saat menjabat Pangdam XIV Hasanuddin. Bukan hanya pertahanan negara, Pangdam juga memiliki tugas lain berpartisipasi membantu pemerintah daerah untuk mensejahterahkan masyarakat di wilayahnya. Semasa menjabat, ia berusaha meningkatkan perekonomian masyarakat, baik melalui bakti sosial berupa pembagian sembako, hingga menfasilitasi pemberian kredit usaha bagi masyarakat Sulsel, Sultra dan Sulawesi Barat (Sulbar).
Bantuan usaha diberikan kepada pelaku usaha kecil mikro (UKM) seperti penjual bakso, pemilik warung kecil dan usaha kecil lainnya. Hal ini perlu dilakukan sebab mereka yang merasakan langsung dampak Covid-19 dengan adanya pembatasan sosial.
"Untuk KUR, kami bekerjasama dengan BNI. Tidak hanya menyalurkan, kami turut memberikan pembimbingan dan pendampingan ekonomi kerakyatan dengan memberikan bantuan modal usaha Rp 2 juta per orang kepada seribu 1.000 pelaku UMK di Sulsel, 1.000 pengusaha kecil di Sulbar dan 1.000 pengusaha kecil di wilayah Sultra dengan total dana dikeluarkan sebesar Rp 6 milyar," jelasnya.
Ia berharap pemaparannya dapat menjadi salah satu referensi untuk pembangunan daerah sekaligus mendukung pembangunan nasional. Seaba ia tidak ingin bahwa KKSS hanya sekedar sebagai perkumpulan warga asal Sulsel saja, tetapi kita berharap bahwa KKSS menjadi pilar bangsa Indonesia, penopang pembangunan, dan “penjahit” kerukunan bangsa.
Warga Sulsel lanjutnya, memiliki peran-peran strategis di seluruh pelosok negeri bahkan ke mancanegara. Di Sultra misalnya, masyarakat warga KKSS menekuni berbagai macam profesi dan pekerjaan. Tidak jarang mereka sebagai perintis terbentuknya suatu wilayah. Di Muna Barat ( Mubar), warga KKSS merintis pembukaan kampung-kampung di suatu Pulau dan memberikan nama Pulau tersebut dengan nama khas bahasa Bugis Makassar.
Walaupun KKSS ini hakikatnya adalah perkumpulan civil society, tetapi dari segi kualifikasi pengurus, umumnya kita lebih banyak berperan di private sector (sektor swasta) atau dalam konteks KKSS ini disebut saudagar. Sebagai saudagar ini, tentunya harus berperan aktif dan berkolaborasi dengan pemeritah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Saya ingin mengajak kita untuk memetik pelajaran terpetik (best pratctice) dari program kerja BPW KKSS yang dimplementasikan dari visi misi saya sebagai ketua BPW KKSS Sultra. Saya beraharap dapat menjadi salah satu role model di KKSS lainnya sesuai arahan BPP KKSS," ujarnya.
Visi misi ini sambungnya, juga sebagai salah satu bagian dari kontribusi dan kolaborasi BPW-KKSS dengan Pemprov Sultra. Sebab presentase penduduk miskin masih di atas 10 persen.
Adapun kontribusi dan kolaborasi BPW-KKSS Sultra untuk mendukung Indonesia Sejahtera kata dia, dengan merajut kebersamaan warga Sulsel. Upaya itu guna memantapkan kontribusinya dalam mewujudkan Sultra yang aman, sejahtera dan religius. Untuk mencapai hal itu, pihaknya mendorong dan memfasilitasi warga KKSS agar berperan aktif dalam menciptakan suasana aman. Walaupun masuk dalam kategori indeks aman, tetapi indeks rasio bencana Indonesia (IRBI) Sultra termasuk daerah yang beresiko tinggi yaitu nilai indeks 157,72.
"Oleh sebab itu, kita akan bentuk TRC (Tim Reaksi Cepat) KKSS dari warga KKSS yang siap bergerak cepat membantu pemerintah dalam penanganganan bencana. Termasuk relawan kesehatan dari KKSS Sultra. Dalam hal ini, agar KKSS dapat bekerja dengan baik dan mampu menjadi pilar, dibutuhkan sekretariat KKSS BPW Sultra, " imbuhnya.
Di sisi lain, pihaknya mendorong keterlibatan pengurus KKSS untuk membantu pemerintah mempersempit ketimpangan pendidikan dan pekerjaan yang berfokus pada masyarakat marjinal dan penyandang disabilitas, lebih khususkan untuk warga Sulsel di Sultra.
Pada misi ini, BPW-KKSS Sultra akan fokus pada
peningkatan pendapatan masyarakat melalui inovasi produk, UMKM, pendirian koperasi, termasuk pembinaan petani/nelayan agar lebih profesional dan inovatif. Rencana untuk masyarakat petani akan dibangun pabrik beras yang dapat menyerap gabah masyarakat dan terintegrasi dengan produknya, guna membuka lapangan kerja. Selanjutnya bagi kelompok nelayan juga akan dibangun cold storage untuk menyerap hasil tangkapan nelayan di Sultra. Pemutakhiran teknologi pertanian dan perikanan akan diberikan bagi masyarakat.
Di sektor pendidikan, akan digagas pendidikan yang terintegrasi dari PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat—Paket A, B, dan C) hingga universitas yang berpihak pada masyarakat tidak mampu. Sebanyak 36 cendekiawan dengan gelar professor telah bergabung sebagai tim pakar. Nantinya, para ahli akan diberdayakan dan akan mencurahkan pikirannya untuk membangun dunia pendidikan di Sultra.
Untuk kesehatan lanjutnya, dalam jangka panjang akan dibangun sarana kesehatan yang memadai. Sementara jangka pendek akan digelar sunatan massal, afirmasi bagi masyarakat yang tidak terjangkau BPJS, dan distribusi kacamatan plus bagi warga 50 tahun ke atas.
Ia turut memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dapat mewujudkan warga KKSS yang berakhlak mulia, beriman dan bertakwa (Sultra religius). BPW BPW akan hadir dengan program-program keagamaan. Hal tersebut dimaksudkan agar seluruh aktifitas kemasyarakatan termasuk pembangunan semuanya berbasis religi. Beberapa program yang insya Allah yang saat ini sudah berjalan ialah KKSS Peduli melalui pembentukan lembaga amil zakat, rumah singgah, layanan kedukaan, dan pembinaan keagamaan.
"Semua ini merupakan bagian dari mimpi dan angan-angan bahwa KKSS dapat berdiri di atas kaki sendiri. Namun, akan menjadi kenyatan setelah perencanaan telah berjalan. KKSS nantinya tidak hanya berhenti di kegiatan paguyuban semata, tapi menjadi pemacu ekonomi dan salah satu pilar pembangunan di setiap daerah. Pada kesempatan ini saya ingin mengajak saudagar bugis untuk berpartisipasi untuk menjadi pilar pembangunan ekonomi di setiap wilayah dengan semangat kolaborasi. Saya akan memulai mimpi itu dari Sultra. semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran,," pungkasnya. (ryl)