Sembilan Hari Lagi Tiga Bupati Turun Takhta

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sembilan hari lagi, tepatnya 22 Mei, tiga bupati turun takhta. Mereka adalah Bupati Buton Tengah (Buteng) Samahuddin, Bupati Muna Barat (Mubar) Achmad Lamani, dan Bupati Buton Selatan (Busel) La Ode Arusani. Meski sedang berada di ujung kuasa (akhir jabatan), namun tidak menyurutkan semangat pengabdian ketiganya. Mereka tetap bekerja seperti biasa. Melayani rakyat.

Lima tahun bukan waktu yang lama. Namun, ketiga kepala daerah meninggalkan legacy positif di masyarakat. Buah karya mereka sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dalam pantauan media, kinerja paling menonjol tentu saja ditunjukkan oleh Bupati Buteng Samahuddin dan Bupati Mubar Achmad Lamani. Sementara Bupati Busel, La Ode Arusani lebih memilih bekerja dalam diam.

Lima tahun memimpin Buteng, Samahuddin membuat legacy yang sangat dirasakan manfaatnya masyarakat. Terutama yang paling menonjol adalah pembangunan infrastruktur dasar. "Pembangunan infrastruktur jalan memang menjadi prioritas kepemimpinan saya. Sebab, ini sangat menunjang perekonomian masyarakat. Sekarang, masyarakat sudah merasakan manfaatnnya," ungkap Samahuddin.

Politisi PDIP ini menjelaskan, terbukanya akses jalan akan menggeliatkan perekonomian masyarakat dan mendukung pembangunan sektor-sektor lainnya. Terutama dalam distribusi hasil-hasil pertanian dan perikanan. Serta menopang pariwisata daerah. "Semua itu sudah terealisasi dengan baik," ujarnya.

Sektor unggulan lain juga tetap diperhatikan. Seperti sektor pendidikan, perikanan, kelautan, pertanian, dan pariwisata dengan visi membangun dari desa. Penguatan SDM dan pemberdayaan masyarakat juga tak luput dari perhatiannya. “Saya ingin Buteng menjadi daerah yang perputaran ekonomi masyarakatnya cepat. Sehingga, bisa mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Beberapa hari ini, Samahuddin makin intens turun lapangan. Dia turun ke desa-desa untuk berpamitan dengan masyarakat. Dirinya ingin memberikan contoh, bahwa tidak menjabat bukan berarti sudah tidak bersama rakyat. "Saya selalu bersama rakyat. Jabatan itu amanah. Harus dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang," ucapnya.

Bupati Mubar, Achmad Lamani juga meninggalkan legacy positif. Meski hanya 1 tahun 2 bulan menduduki posisi sebagai kepala daerah, namun ragam prestasi berhasil ditorehkan. Lewat polesan tangan dinginnya, wajah Laworo sebagai ibu kota Muna Barat menjadi ciamik. Dia membuka jalan utama yang menghubungkan tiga klaster wilayah besar Mubar yaitu, Kecamatan Lawa Raya, Kecamatan Tiworo Raya, dan
Kecamatan Kusambi Raya.

Achmad Lamani juga meningkatkan kualitas SDM. Di ditunjukkan dengan peningkatan derajat kesehatan. Berkat kepemimpinannya,
RSUD Mubar berstatus tipe D dan meraih akreditasi dasar bintang dua. Prestasi itu tergolong membanggakan mengingat umur Kabupaten Mubar masih sangat muda. Sederet prestasi lain yang ditorehkan saat masih bersama LM. Rajiun Tumada juga cukup banyak. Meski sudah banyak berbuat untuk rakyat, Achmad Lamani memilih merendah.

“Saya hanyalah manusia biasa yang tidak bisa mengubah semua harapan menjadi kenyataan. Tetapi dalam tugas kami Rahmatnya-Mubar (selama memimpin Mubar, red), saya serahkan kepada teman-teman untuk menilai bagaimana Mubar tujuh tahun yang lalu,” imbuhnya. “Saya akan selalu bersama masyarakat Mubar. Ketika dibutuhkan untuk memberikan sumbangsih pikiran untuk Mubar yang lebih baik, insya Allah saya akan berikan,” tambahnya.

Butuh Waktu Supaya Pembangunan Optimal

Pengamat Politik Sultra, Dr. Muh Najib Husain menilai, kinerja kepemimpinan tiga kepala daerah Muna Barat, Buton Tengah dan Buton Selatan sudah baik. Hanya saja, belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi dan harapan masyarakat. Salah satu penyebabnya, karena ketiga daerah tersebut merupakan kabupaten yang belum lama mekar.

"Sehingga, proses pembangunan, tidak cukup hanya lima tahun. Butuh waktu yang panjang untuk mengoptimalkan produktivitas pembangunan masing-masing daerah," kata Dr. Najib Husain kepada Kendari Pos, Kamis (12/5). Doktor Jebolan Universitas Gajah Mada (UGM) ini menjelaskan, menilik napak tilas Bupati Muna Barat Achmand Lamani, fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, pengembangan pertanian dan perikanan. Sementara, Bupati Buton Tengah Samahudin lebih fokus membangun sektor infrastruktur dan pariwisata. Adapun Bupati Buton Selatan, La Ode Arusani menitik beratkan pada visi membangun aspek pertanian.

"Persentase kinerja pembangunan dari ketiga kepala daerah ini, baru sekira 60 persen. Artinya, masih butuh kerja keras dan optimalisasi ke depan dalam mewujudkan apa yang menjadi harapan masyarakat ataupun menuntaskan masalah primer yang mendera pada masing-masing daerah," terangnya.

Najib Husain menambahkan, tiga kepala daerah tersebut, menjalankan pemerintahan di tengah ujian politik yang menimpa. Bupati Samahudin ditinggal wakilnya karena meninggal dunia, sementara Bupati Arusani sebelum menjadi kepala daerah, ditinggal Bupati Agus Feisal karena tersandung korupsi. Sementara Achmad Lamani ditinggal Rajiun Tumada karena ikut bertarung di Pilkada 2020 lalu di Muna.

"Hal ini juga yang menyebabkan stabilitas pembangunan di tiga daerah tersebut masih kurang efektif dan efisien selama 5 tahun. Karena Bupati dan Wakil Bupati memiliki posisi yang sangat sentral. Serta menentukan berjalan produktif dan tidaknya tatanan pemerintahan," tandasnya.

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Halu Oleo, Prof. Dr. Eka Suaib mengatakan, berakhirnya masa jabatan di tiga daerah, Muna Barat, Buton Tengah, dan Buton Selatan, maka selanjutnya yang menjadi titik fokus utama yakni penjabat atau Pj yang akan diamanahkan. Artinya, masyarakat dan otoritas pemerintahan masing-masing daerah, pasti menginginkan Pj yang ditunjuk oleh Kemendagri melalui rekomendasi Gubernur Ali Mazi, mesti memiliki kemampuan maupun kapabilitas mumpuni dalam memimpin dan mengelola pemerintahan.

"Tak kalah pentingnya, Pj yang ditunjuk harus bersih dari keterkaitan segala kepentingan politik. Mengingat, kurang lebih dua tahun ke depan, kita dihadapkan dengan Pemilu, Pileg, dan Pilkada serentak," kata Prof. Dr. Eka Suaib kepada Kendari Pos. (b/uli/ahi/ali)

  • Bagikan