KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sebagai ibu kota Kabupaten Buton, Pasarwajo, belum cukup memiliki sarana hotel yang memadai. Tamu atau pengunjung wisata lebih banyak memulai perjalanannya dari Baubau, lalu kemudian kembali lagi ke kota itu untuk beristirahat. Salah satu solusi jitu untuk mendongkrak daya tarik wisatawan itu, dengan mengembangkan usaha homestay. Rumah warga disulap menjadi hotel wisata. Untuk itu, Pemkab Buton melalui Dinas Pariwisata rutin menggelar pelatihan pelatihan pengelolaan usaha homestay atau pondok wisata setiap tahunnya. Rabu (11/5), agenda itu kembali diselenggarakan selama 4 hari ke depan. 40 peserta dari tujuh kecamatan akan mendapat teori dan praktek lapangan bagaimana menghadirkan homestay modern yang berkualitas.
Dalam sambutannya Bupati Buton, La Bakry, mengatakan, pelatihan pengelolaan homestay adalah program berkelanjutan yang muaranya diharapkan dapat memberikan nilai tambah baik bagi pelaku usaha maupun kepariwisataan daerah. "Ini program yang positif dan sangat menjanjikan kalau benar-benar kita seriusi. Jangan sampai pulang di rumah berlalu begitu saja, paling tidak ada yang mencoba berani membuka usaha ini," pintanya.
Pariwisata Buton kata La Bakry, sangat menjanjikan. Beberapa kali melakukan persentase di kementerian selalu mendapat respon positif dan dukungan. La Bakry mengakui, Buton bukan hanya sekadar sebagai penunjang KSP Wakatobi. Sebab lebih dari itu, wilayah eks kesultanan ini menyimpan sejarah dan budaya yang juga merupakan objek wisata.
Olehnya itu, pengembangannya perlu ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana. Salah satu yang urgen adalah penginapan itu. Lokasi wisata Buton, misalnya Wabula, Kapontori dan Lasalimu terbilang jauh dari ibu kota yang memiliki penginapan hotel. Sehingga harus disiasati dengan homestay itu.
"Apalagi sekarang ada program desa wisata. Di desa kan tidak ada hotel, wisatawannya tinggal di mana? Ya, di homestay itu," sambungnya. Ketua Bappera Sultra tersebut melanjutkan, promosi wisata saat ini lebih mudah. Pemilik homestay atau Pemerintah Desa dan Kecamatan bisa memanfaatkan media sosial untuk memberikan penawaran menarik. "Sekarang bukan lagi saatnya kita menunggu, tawarkan paket-paket wisata lalu posting secara online di sosial media, foto spot wisatanya, homestay serta cantumkan tarifnya, maka dengan seperti itu banyak wisatawan luar daerah yang melihat lalu tertarik untuk datang berkunjung," paparnya lagi.
Di tempat yang sama, Plt. Kadis Pariwisata Kabupaten Buton, Rusdi Nudi, mengatakan, pelatihan homestay itu sebagai keberlanjutan dari program Kemenpar RI yakni pengembangan Jaringan Desa Wisata (Jadesta). "Tahun 2022 ini dari 23 desa wisata yang ada di Kabupaten Buton, 17 desa itu masuk jejaring desa wisata yang terinput dan terdaftar di Jadesta, ini sekaligus bagian dari promosi yang difasilitasi oleh kementerian," jelasnya. (b/lyn)