KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pandemi Covid-19 memberi imbas pada semua sektor. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Utara (Butur) memastikan, pertumbuhan ekonomi di daerah berjuluk Lipu Tinadeakono Sara itu tetap tumbuh. Hanya saja, jumlah warga miskin tetap bertambah. Kenyataan tersebut diungkapkan Wakil Bupati Butur, Ahali, saat menyerahkan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj) bupati tahun anggaran 2021.
Ahali mengungkapkan, capaian indikator kinerja yang telah dicapai berdasarkan data BPS tahun 2021 atas dasar harga berlaku, mencapai Rp 3,4 triliun dengan kontribusi terbesar bersumber dari sektor pertanian dalam arti luas termasuk perikanan dan kehutanan sebesar Rp 1,3 triliun atau 38,19 persen. “Kemudian pertumbuhan ekonomi Butur tahun 2021 naik sebesar 4,08 persen. Tumbuh 0,99 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Selanjutnya, indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 68,09 persen atau terjadi peningkatan dibanding IPM tahun 2020 sebesar 67,87 persen,” terangnya ketika menyerahkan LKPj yang diterima langsung Ketua DPRD Butur, H. Muh. Rukman Basri di ruang sidang paripurna DPRD, Kamis, (28/4).
Mantan Kapolsek Kulisusu itu menambahkan, untuk angka kemiskinan tahun 2021 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2020. Pada tahun 2020 angka kemiskinan sebesar 14,10 persen dengan jumlah 9.130 orang, sedangkan pada 2021 lalu menjadi 14,89 persen atau 9.450 orang. Persentase penduduk miskin Buton Utara tahun 2021 masih tinggi di atas rata-rata nasional sebesar 9,71 persen dan Provinsi Sulawesi Tenggara 1,74 persen.
Olehnya itu, Ahali menambahkan, Pemkab akan fokus pada pemantapan pembangunan infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia dan pengembangan potensi ekonomi/industri lokal untuk pertumbuhan ekonomi berkualitas. “Dari hasil capaian tahun 2021 tersebut, harus ada sinergi dari semua pihak, termasuk dukungan dari DPRD kepada Pemerintah Daerah dalam rangka melahirkan inovasi baru diberbagai bidang demi terwujudnya masyarakat Buton Utara yang maju, adil dan sejahtera,” tandas Ahali. (b/had)