KENDARIPOS.COM -- Gaung pembangunan di Bumi Konawe Utara (Konut) bertalu-talu. Bupati Konut Ruksamin terus bergerak membangun daerah. Dia enggan mengandalkan kekayaan sumber daya alam (SDA) mineral untuk membangun Konut. Bupati Ruksamin melirik potensi lainnya, yakni sektor pariwisata. Pengembangan sektor pariwisata masuk dalam desain Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemkab Konut.
Bagi Bupati Ruksamin, pengembangan pariwisata Konut bagian dari pembangunan sektor ekonomi kreatif. Sektor tersebut sangat berkontribusi dalam devisa negara. Di sisi lain, kaum milenial diharapkan turut berkontribusi dalam pembangunan. Untuk itu, Bupati Ruksamin mengajak mahasiswa kuliah kerja lapangan (KKL)
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo (FEB UHO) dalam mengaplikasikan keilmuannya di tanah Oheo. Khususnya dalam mendorong pengembangan potensi pariwisata.
"Saya sangat senang dengan kedatangan adik-adik mahasiswa, tetapi saya ingin memberi tantangan. Pariwisata sangat berperan dalam menumbuhkembangkan sektor ekonomi kreatif. Sehingga sangat tepat kalian datang dalam mengembangkan pariwisata melalui konsep yang dilahirkan," ujar Bupati Konut, Ruksamin dihadapan mahasiswa peserta KKL FEB UHO di Aula Anawai Ngguluri, Senin (18/4), kemarin.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ruksamin mempresentasikan wilayah Konut yang memiliki beragam potensi pariwisata. Potensi itu dibagi dalam enam kawasan pengembangan pariwisata, meliputi Wisata Pantai Taipa, Labengki, Wawolesea, Oheo (Matarombeo), Asera, dan Wiwirano.
Dengan kawasan wisata ini yang telah dibagi, diharapkan mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan FEB UHO dapat memberikan sebuah konsep dan ide dalam upaya pengembangan wisata.
"Ide atau konsep apa yang mampu dapat diciptakan untuk mengembangkan pariwisata yang ada di Konawe Utara. Jadi, silahkan berbaur dan menjalin kekeluargaan dengan warga Konawe Utara," kata Bupati Ruksamin.
Sementara itu, Dekan FEB UHO, Prof.Dr.Arifuddin Mas'ud, SE.,M.Si.Ak mengatakan program kegiatan ini untuk melakukan sharing collab. Mahasiswa sudah dibekali sehingga selama satu semester akan berbagi ilmu, khususnya tentang sektor pariwisata, perencanaan, pembangunan desa wisata dan bisnis.
"Kita berharap agar program ini bisa menjadi satu konsep pengembangan yang dapat memberikan penghasilan pendapatan asli daerah," ujar Arifuddin Mas'ud.(min/c)