Tingkatkan PAD, Pemkab Konsel Optimalkan Pengelolaan Pasar

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Konsel mengoptimalkan pengelolaan pasar.


Mengingat, Bupati Konsel Surunuddin bertekad memaksimalkan pengeloaan pasar guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), sebelum purna tugas.

Kepala Disperindag Konsel, H. Saribana, S.Sos menyebut, pasar yang beroperasi di Konsel kurang lebih 56. Khusus pasar yang tergolong besar dikelola oleh Disperindag melalui UPTD. Setidaknya sepuluh UPTD pengelola pasar. Di antaranya, Ranomeeto, Lainea, Punggaluku, Baito, Motaha, Basala, Buke dan UPTD lainnya.

“Kadang satu UPTD menangani beberapa pasar. Contohnya UPTD Ranomeeto, selain menangani pasar Ranomeeto juga menangani Pasar Ambaipua dan Landono agar efektif,” ujar lelaki yang memimpin Disperindag sejak Februari 2022 lalu. Lanjut ia, pasar pasar lainnya dikelola oleh Kepala Desa setempat.

“Mereka mengatakan ini lokasi pasar berada di tanahnya desa. Disperindag memberikan pemahaman, siapapun yang mengelola itu tidak ada masalah. Asalkan bertanggung jawab, pendapatannya bukan untuk pribadi namun dikembalikan ke masyarakat sesuai mekanisme yang ada,” tuturnya.

Meski ada sejumlah pasar yang dikelola kepala desa tapi Disperindag tetap lakukan pengawalan. Salah satunya pemungutan retribusi di pasar semaksimal mungkin menggunakan produk Pemkab.

“Tetapi di lapangan kadang tidak sesuai, terkadang jika kita berikan besaran retribusi dan pemanfaatannya dari Disperindag mereka tidak gunakan. Mereka berpegang pada dasar hukum sendiri menerbitkan Peraturan Desa,” ungkapnya.

Katanya, bila Disperindag dipercayakan menangani seluruh pasar di Konsel, ia yakin target pendapatan bisa direalisasikan. Tahun 2022, target retribusi pasar Rp 1,5 miliar.

Target ini lebih tinggi dari tahun 2021 lalu yang hanya Rp 800 juta dan realisasinya dibawah angka tersebut.

Jika pasar dikelola dengan efektif, maka PAD sangat besar.

Artinya menempatkan sumber daya manusia yang berpengalaman sangat perlu, karena bicara pasar sangat kompleks. Misalnya dalam penarikan retribusi, harus dilakukan dengan pendekatan humanis, tak bisa keras. (adv/ndi)

  • Bagikan