KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID — Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menjejak Bumi Bombana, kemarin. Menteri Lutfi hadir meresmikan dermaga bongkar muat gula mentah (Unloading Raw Sugar). Gubernur Sultra, Ali Mazi dan Bupati Bombana, Tafdil turut mendampingi sang menteri. Bupati Tafdil optimistis pertumbuhan ekonomi Bombana akan meningkat dengan hadirnya dermaga tersebut.
Bupati Bombana, Tafdil mengungkapkan kehadiran dermaga bongkar muat gula mentah sangat berdampak pada peningkatan ekonomi daerah. Sebab, dermaga milik investor itu membuka akses distribusi hasil pertanian di Kabupaten Bombana untuk dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ke luar negeri. “Inilah dampak ekonomi yang kita harapkan dengan hadirnya pabrik tebu dan beroperasinya dermaga Batu Putih. Termasuk soal pendapatan dari sektor pajak,” ujar Bupati Tafdil dihadapan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Gubernur Sultra Ali Mazi saat peresmian dermaga bongkar muat gula mentah dan warehouse PT.Dua Samudera Perkasa di Desa Batuputih, Kecamatan Poleang Selatan, Senin (4/4), kemarin.
Terkait kendala infrastruktur jalan, Bupati Bombana, Tafdil, memastikan telah berkoordinasi dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Mengingat status jalan tersebut merupakan jalan nasional. “Kami masih komunikasikan soal pembenahan jalan. Sejauh ini tidak ada masalah. Warga sudah setuju terkait rencana pelebaran jalan,” tutur Bupati Tafdil.
Sementara itu, Gubernur Sultra Ali Mazi, berkomitmen mendukung investasi PT.Jhonlin Group dengan memudahkan perizinan. Menurutnya, dermaga bongkar muat gula mentah itu merupakan salah satu kebanggaan Sultra. Terlebih lagi, pemiliknya merupakan putra daerah. Di akuinya, pembangunan pabrik gula dan dermaga menjadi solusi masalah transportasi barang dan jasa di Sultra. “Tak berlebihan jika kita apresiasi putra daerah hadir di kampungnya melakukan investasi yang begitu besar,” kata Gubernur Ali Mazi.
Di tempat yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan dermaga bongkar muat gula mentah akan menjadi basis ekspor hasil pertanian dalam arti luas atau subsektor perkebunan yang meliputi kopra, kakao dan rempah-rempah dari Indonesia Timur lainnya.
Terlebih lagi, dermaga itu didukung fasilitas penunjang seperti gudang penyimpanan berkapasitas 80 ribu ton yang dilengkapi dengan Conveyor System berkapasitas 1.000 ton/jam. “Sehingga akan terjadi penguatan ekonomi daerah di Sultra. Pajaknya juga harus lebih besar ke Pemkab Bombana,” kata Muhammad Lutfi saat menyampaikan kata sambutan.
Menurut dia, terminal umum dermaga memiliki area bongkar muat container seluas 5,08 hektare. Termasuk area jetty yang mampu menyandarkan kapal berkapasitas 80.000 DWT (panjang jetty sekira 190 meter). “Beroperasinya dermaga di Batuputih ini tidak lepas dari peran Jhonlin Group, perusahaan induk yang memiliki anak usaha di bidang perkebunan tebu (bahan baku gula) dan pabrik gula di Kabupaten Bombana. Begitu halnya PT.Dua Samudera Perkasa, juga merupakan unit usaha Jhonlin Group yang bergerak di bidang jasa pelayanan pelabuhan,” imbuhnya.
Inisiator pembangunan pabrik tebu di Indonesia Timur, Andi Amran Sulaiman, mengatakan beroperasinya dermaga Batuputih akan membidani lahirnya episentrum pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. “Selain bongkar muat gula, dermaga ini juga bisa menunjang hasil pertanian dalam arti luas untuk petani lokal Bombana. Bahkan rempah-rempah di Indonesia Timur,” ujarnya.
Bila hasil pertanian diekspor ke negara tujuan seperti Jepang dan India, kata Amran, maka petani bisa memangkas biaya hingga 70 persen. PT.Jhonlin bisa memproduksi 200 ribu ton raw sugar pertahun. Dengan kapasitas produksi tersebut Amran memprediksi dalam lima tahun ke depan Indonesia sudah bisa memenuhi kebutuhan raw sugar nasional. “Rata-rata kebutuhan raw sugar nasional mencapai 6 juta ton per tahun. Dan impor raw sugar hanya menutupi sekira 3 juta ton,” ungkap mantan Menteri Pertanian RI tersebut. (idh/b)
Dermaga Baru Membuka Akses Distribusi Hasil Pertanian