KUTIPAN
“Munculnya kegiatan ekonomi baru diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang pada gilirannya dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan. Nilai tambah ini juga akan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi rumah tangga yang akan berkontribusi pada upaya pemeliharaan stabilitas sistem keuangan”
Ali Mazi
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra)
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sultra, menggelar festival UMKM, Senin (4/4) kemarin. Festival yang akan berakhir 28 April itu dibuka Gubernur Sultra Ali Mazi di pelataran eks MTQ Kendari. Festival yang diikuti 54 UMKM dan mengusung tema UMKM Bisa itu menjadi landasan kebangkitan UMKM di tengah pandemi Covid-19.
Para pelaku UMKM berlomba-lomba menjajakan aneka produk unggulannya di stan
yang disediakan gratis oleh Pemprov Sultra. Sekira 50 jenama (merek), 50 jenis kuliner dan empat jenis kerajinan. Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan, festival UMKM ini merupakan salah satu wujud upaya konkret Pemprov Sultra untuk mendorong penciptaan dan pengembangan ekonomi baru, serta terwujudnya kerja sama antara pengusaha besar dan penanaman modal asing (PMA) penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan UMKM.
“Munculnya kegiatan ekonomi baru diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang pada gilirannya dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan. Nilai tambah ini juga akan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi rumah tangga yang akan berkontribusi pada upaya pemeliharaan stabilitas sistem keuangan,” kata Gubernur Ali Mazi saat membuka festival UMKM, kemarin.
Sesuai arah kebijakan investasi tahun 2022, yaitu kolaborasi antara unit usaha berskala besar dengan UMKM yang berbasis “UMKM naik kelas”. Dua kata kunci yang mesti digaris bawahi yaitu kolaborasi dan kemitraan. Pemprov Sultra terus berupaya mewujudkan investasi berkualitas melalui kolaborasi dan kemitraan investasi besar baik PMA, PMDN dengan UMKM yang tersebar di Sultra. “Tentu kolaborasi dan peningkatan kemitraan strategis antara investor dan UMKM mengedepankan prinsip menguntungkan dan meningkatkan daya saing,” ujar Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Sultra dua periode itu berharap festival UMKM ini membuka peluang besar bagi UMKM di Sultra untuk “naik kelas”. Meskipun demikian, juga disadari bahwa UMKM masih menghadapi tantangan yang tidak ringan seperti keterbatasan permodalan, akses pasar, dan masih terbatasnya keterampilan sumber daya manusia. Di era perdagangan bebas saat ini, UMKM juga harus bersaing dengan produk asing yang telah membanjiri Indonesia.
“Kondisi ini perlu menjadi perhatian bersama dan dicarikan solusinya. Diperlukan terobosan dan ide kreatif yang dapat meningkatkan daya saing sehingga UMKM dapat menjadi tuan rumah di daerah sendiri, dan bahkan dapat didorong untuk bersaing secara nasional dan di luar negeri,” tandas Gubernur Ali Mazi.
Sementara itu, Kepala DPM PTSP Sultra, Parinringi mengatakan, festival UMKM ini bermuara pada kolaborasi antara pengusaha besar dengan UMKM. Festival ini sangat penting bagi UMKM untuk “naik kelas”. Kemitraan dikembangkan dengan prinsip saling membutuhkan, memperkuat dan menguntungkan hingga dapat berdaya saing di pasar regional maupun global.
Bentuk kemitraan tersebut diperlukan UMKM untuk tumbuh kompetitif dan turut berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. “Kemitraan UMKM dengan usaha besar ini sangat penting agar UMKM bisa masuk dalam rantai produksi regional dan global, meningkatkan peluang UMKM untuk naik kelas, dan meningkatkan kualitas usaha UMKM menjadi lebih kompetitif,” kata Parinringi, Senin (4/4).
Parinringi berharap, semua stakeholder mendorong pola kemitraan dan kolaborasi pelaku usaha besar dengan UMKM agar berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Langkah yang dilakukan, pertama : memastikan kerja sama berlangsung secara berkelanjutan, meningkatkan nilai luas cakupan sehingga secara signifikan meningkatkan kelas dan daya saing UMKM daerah di pasar lokal maupun global.
“Kedua, UMKM terus belajar meningkatkan manajemen dan kualitas produknya, memperbarui desain produk sesuai keinginan pasar, dan bisa memanfaatkan peluang pasar,” ujar Parinringi
Ketiga, kemitraan dan kolaborasi ini harus diperluas dan dilembagakan hingga terbentuk pola relasi yang saling menguntungkan antara UMKM dengan perusahaan besar baik regional maupun nasional.
“Usaha besar tidak boleh hanya mementingkan dirinya sendiri. Jika di lingkungan tempat tinggal kita ada UMKM, maka libatkan dalam kegiatan perusahaan,” tegas Parinringi.
Mantan Wakil Bupati Konawe itu menambahkan, realisasi investasi di Sultra per Desember 2021 menyentuh angka Rp 27,934 triliun, yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) Rp23,600 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp4,3 triliun. (ali/b)
Membangkitkan UMKM