Konstruksi Patung Oputa Yi Koo Segera Dimulai

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID — Sebuah karya monumental akan dibangun Pemerintah Provini (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kota Baubau. Proyek pembangunan patung pahlawan nasional asal Pulau Buton, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yi Koo tersebut segera dimulai setelah tahapan tender dan penandatanganan kontrak selesai.

Kepala Dinas Cipta Karya dan Bina Konstruksi Provinsi Sultra, Pahri Yamsul, mengatakan, pembangunan patung La Karambau (sebutan lain Sultan Himayatuddin) sejatinya bisa dimulai awal tahun ini. Namun karena alasan penyempurnaan desain, maka sedikit terlambat. Tetapi dipastikannya bisa dimulai dalam waktu dekat karena desain telah paripurna dan RAB sudah final. “Desainnya sudah ada dari tahun 2021, tapi berubah- berubah sampai yang sekarang ini sudah final, selesai tender langsung kerja,” katanya, saat ditemui di Baubau, akhir pekan lalu.

Pahri Yamsul menyempatkan diri meninjau lokasi pembangunan saat berkunjung ke Baubau untuk menghadiri Musrenbang tingkat provinsi beberapa waktu lalu. Menurutnya semuanya sudah siap dan lokasi sudah dapat dipancang. “Konstruksinya di atas laut, tepat di sudut Kotamara, sudah kita cek dan sangat strategis,” tambahnya.

Lebih jauh, alumni magister Universitas Brawijaya, Malang itu menambahkan, La Karambau adalah seorang Sultan Buton ke-20 pada 1752-1755 dan ke-23 pada 1760-1763. Ia giat bergerilya melawan pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Ia juga satu-satunya Pahlawan Nasional asal Sulawesi Tenggara saat ini. Olehnya itu, untuk memberi penghormatan sekaligus mengedukasi generasi akan sejarah, Pemprov Sultra memutuskan membangun patung sang pejuang. “Nanti baik bentuk dan ukuran patung itu ada filosofinya. Misalnya tinggi patung itu 23 meter, karena beliau adalah Sultan Buton ke-23,” terangnya.

Monumen tersebut diproyeksi tuntas pada 2023 mendatang dan akan menyerap anggaran kurang lebih Rp 20 miliar. “Di bawah patung ada museum sejarah, ini akan megah dan menjadi ikon Kota Baubau, terlebih berada di tepi laut. Begitu kapal masuk sudah kelihatan ikonnya,” pungkas Pahri Yamsul. (c/mel/lyn)

  • Bagikan